Sabtu, 04 April 2015

Puisiku

 Hujan Bertahta
Karya: Mega Riyawati

Hujan menciptakan nelangsa yang tak kasat mata
Ia berjalan membusungkan dada
Menyusuri jalan setapak yang telah mati di makan asa
Perlahan-lahan masuk ke lubang yang menganga

Hujan tak kenal bangsa
bahkan berani menentang raja
dengan langkah bak prajurit perang ia menerobos benteng pertahanan
Mematahkan sayap yang terbentang
Menusuk belati hingga ke tulang

"Aw...
Perih sekali luka yang tertancap ini!
Hujan sialan!
Berani-beraninya dia berbuat seperti ini!
Aw....
Sungguh, takkan ku biarkan kau menang!!
Dengar itu, kau hujan!!
Akan ku balas belati yang kau hujam ini!!
Tunggu, tunggu, kau harus tunggu!
Tunggu aku menyiasati waktu, sehingga ku dapat menikammu dengan jari-jariku!
Tunggu! kau tunggu saja kedatanganku bersama waktu,
Akan ku buat kau mati, wahai hujan, budakku!"

Sang pemilik tahta bersenggama dengan sakitnya,
Hujan tertawa tanpa suara
"Bila kau datang bersama waktumu, ku pastikan kau hanya bertemu bauku,
karna aku mungkin sudah bersanding bersama ratu di dalam surga Tuhanku, wahai Raja Tahta, budakku!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar